“KUPAS DUKU” (Kunjungi Pasien Terduga Tuberkulosis)

“KUPAS DUKU” (Kunjungi Pasien Terduga Tuberkulosis)

“KUPAS DUKU” (Kunjungi Pasien Terduga Tuberkulosis)

UPAYA MENINGKATKAN TEMUAN TERDUGA DAN PASIEN TUBERKULOSIS SECARA AKTIF di MASYARAKAT PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN

TB merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis . Penyakit TB masih menjadi masalah utama kesehatan. TB masih menjadi penyebab kematian kedua terdepan penyakit menular di dunia.

Berdasarkan WHO Global TB Report 2020, Kasus Indonesia pada tahun 2019 diperkirakan sejumlah 845.000 kasus dengan kasus insidensi 312 per 100.000 jumlah penduduk yang kemudian membawa Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus terbesar kedua di dunia setelah India. Perlu adanya strategi percepatan penemuan dan pengobatan yang mencakup perluasan akses dan penyediaan layanan yang bermutu serta terstandar untuk menuju target eliminasi TB tahun 2030.

Berdasarkan hasil pendataan Program Indonesia sehat dengan Pendekatan Keluaraga (PIS PK) yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Mlati II pada Tahun 2019 nilai Indeks Keluarga Sehat (IKS) sebesar 0,19 dimana terdapat 76,7 % penduduk yang terscreening TB belum mendapatkan pemeriksaan sesuai standar. Berdasarkan hasil capaian standar pelayanan minimal (SPM) bidang Kesehatan tahun 2020 sebanyak 23%  terduga TB di Puskesmas Mlati II belum mendapatkan pelayanan sesuai standar.

Dengan latar belakang diatas, kami mengembangkan  inovasi Kupas Duku yang  bertujuan untuk :

  1. Meningkatkan temuan pasien TB di wilayah kerja Puskesmas Mlati II
  2. Meningkatkan cakupan SPM pelayanan pasien terduga TB di wilayah kerja Puskesmas Mlati II
  3. Meningkatkan deteksi dini pasien terduga TB di Masyarakat
  4. Meningkatkan nilai Indeks Keluarga Sehat (IKS)
  5. Meningkatkan Mutu Pelayanan Puskesmas

KUPAS DUKU merupakan  kegiatan inovasi kolaborasi interprofesi dan pemberdayaan masyarakat dengan secara aktif mengunjungi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mlati II sebagai upaya meningkatkan capaian pasien terduga TB mendapatkan pelayanan sesuai standar serta meningkatkan temuan kasus TB dengan mendekatkan dan memudahkan akses pelayanan laboratorium .

Kegiatan inovasi KUPAS DUKU meliputi dari Promotif, Preventif, Kuratif dan rehabilitatif.  Kegiatan Promotif dengan Pemberdayaan masyarakat meliputi pelatihan Kader TB (Ranger TB) untuk meningkatkan kemampuan kader dalam melakukan deteksi dini penyakit TB di Masyarakat . Edukasi tentang tuberkulosis di masyarakat, secara langsung maupun secara virtual/daring dan leaflet

Kegiatan Preventif melalui deteksi dini atau Screening TB secara aktif di kelompok masyarakat dilakukan bersama lintas program dan lintas sektor seperti:

  1. Deteksi dini pada kelompok  rentan dengan kegiatan Zero TB di :
  2. Lembaga Pemasyarakatan kelas II/B Cebongan.,
  3. pasien Diabetes Mellitus (DM),
  4. Orang dengan HIV (ODHIV),
  5. balita gizi kurang,
  6. ibu hamil yang berisiko tinggi.
  7. Deteksi dini pada kelompok berisiko tenaga Kesehatan di Puskesmas Mlati II
  8. Deteksi dini di masyarakat berkolaborasi dengan kader Kesehatan untuk memudahkan pasien terduga TB untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar. Kader atau keluarga pasien bisa langsung mengirimkan sampel dahak terduga TB ke Laboratorium Puskemas Mlati II
  9. Penyebarluasan QR Code  tautan Deteksi dini TB melalui bit.ly/KUPASDUKUyang secara masif dilakukan melalui media sosial puskesmas,  jejaring Puskesmas Mlati II, Kalurahan, Kapanewon dan pasar menjadi salah satu bentuk transformasi digital yang bisa digunakan secara mudah oleh masyarakat melakukan deteksi dini secara mandiri.
  10. Kunjungan rumah bagi pasien terduga TB yang tidak mengumpulkan sampel dahak di Puskesmas bekerja sama dengan tim perkesmas melalui pelaporan bit.ly/FORMULA_KESEHATAN

Kegiatan kuratif yang dilakukan di Puskesmas Mlati II meliputi :

  1. Kemudahan akses pelayanan di laboratorium bagi terduga TB yang akan melakukan pemeriksaan dahak guna menegakkan diagnosis TB tanpa perlu melakukan proses pendaftaran tetapi bisa langsung mengakses layanan laboratorium  untuk mendapatkan Pot dahak. Akses kemudahan ini bisa melalui kader Kesehatan yang telah dilatih atau langsung masyarakat yang sudah melakukan pengisian formulir deteksi dini secara online.
  2. Pemeriksaan diagnosa TB dengan Tes Cepat molekuler (TCM) genexpert di  laboratorium rujukan
  3. Pemeriksaan LPA bagi pasien monoresisten obat di  laboratorium rujukan
  4. Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA) untuk follow up pengobatan bagi pasien TB
  5. Pengobatan TB dengan  pendampingan dari tenaga Kesehatan yang kompeten
  6. Pendamping minum obat bagi pasien TB resisten Obat
  7. Kunjungan rumah bagi pasien TB oleh Tim Perkesmas (Perawatan Kesehatan Masyarakat)

Layanan konseling psikologi juga menjadi bagian dari kegiatan rehabilitatif bagi pasien TB untuk mendukung proses pengobatan dan gangguan mental emosional selama pengobatan.

Upaya yang dilakukan oleh Puskesmas Mlati II melalui Inovasi KUPAS DUKU ini telah menunjukan hasil yang baik yaitu:

  1. Meningkatkan temuan kasus TB baru di masyarakat pada tahun 2019 sebanyak 17 orang menjadi 26 orang mengalami kenaikan 53%  pada tahun 2022.
  2. Meningkatnya cakupan SPM pelayanan terduga TB sesuai standar dari 77% di tahun 2020 menjadi 160,44% pada tahun 2022
  3. Meningkatnya deteksi dini terduga TB yang melakukan pemeriksaan di laboratorium Puskesmas dari 75 suspek tahun 2020 menjadi 201 suspek pada tahun 2022 meningkat sebesar 168 %
  4. Meningkatnya IKS dari 0,19 pada tahun 2020 menjadi 0,34 sampai tahun 2022
  5. Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat yaitu dari 81 pada tahun 2019 menjadi 91 pada tahun 2022 (kriteria sangat baik)

Kegiatan inovasi ini mendukung  pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimal  (SPM) bidang Kesehatan yaitu pasien terduga TB mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar sehingga keberlanjutan program ini dapat dipastikan terus berjalan. Kegiatan inovasi ini didukung oleh pendanaan BLUD Puskesmas, anggaran APBD Kabupaten Sleman, dana DAK Non Fisik (BOK) dan anggaran dari lintas sektor.

Dengan meningkatnya deteksi dini pasien terduga TB di masyarakat seiring dengan agenda transformasi Kesehatan pada pelayan primer dan meningkatnya temuan kasus TB sehingga bisa dilakukan pengobatan lebih cepat diharapkan eliminasi TB di tahun 2030 dapat terwujud. Beban anggaran negara untuk pembiayaan program TB ini juga dapat berkurang.

Penulis : Dian Mayasari, S.ST

ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik)

Puskesmas Mlati II

Leave a Reply

Leave a Reply

%d bloggers like this: